Dalam penulisan kali ini saya akan membahasa pola kehidupan di daerah pasar Tanah Abang, sebelum saya menjelaskan pola kehidupan di Pasar Tanah Abang saya akan sedikit menjelaskan sejarah berdirinya Pasar Tanah Abang yang dikutip dari beberapa narasumber yang saya wawancarai .
Kompleks Pasar Tanah Abang merupakan salah satu objek sejarah di Ibukota.Tanah Abang tidak terlepas dari sejarah Kota Jakarta. Memang sampai saat ini belum diketahui secara pasti asal nama Tanah Abang, karena belum ada sumber sejarah tertulis mengenai penemuan nama tersebut. Nama Tanah Abang mulai disebut-sebut pada pertengahan abad ke-17, sehingga banyak orang memperkirakan nama itu berasal dari tentara Mataram yang menyerang VOC pada 1628.
Tentara Mataram, seperti dituliskan dalam sejarah, tidak hanya melancarkan serangan dari arah lautan, namun juga mengepung kota dari arah selatan. Tentara Mataram menggunakan Tanah Abang sebagai pangkalan karena konturnya yang berbukit-bukit dengan genangan rawa-rawa di sekitarnya, yang mengalir ke Kali Krukut. Kawasan itu bertanah merah, atau abang dalam bahasa Jawa. Diperkirakan dari sana nama itu muncul.
Kawasan itu juga dikenal sebagai kawasan perdagangan ketika itu. Tingginya aktivitas ekonomi di kawasan itu mendorong Justinus Vinck, seorang pengusaha sukses, mulai membangun Pasar Tanah Abang dan Pasar Weltevreden, yang kemudian dikenal dengan Pasar Senen pada 1735. Bangunan awal Pasar Tanah Abang sangat sederhana, bilik-bilik dibuat dari bambu. Seiring perkembangan zaman, perbaikan dan peremajaan terus dilakukan. Peremajaan terakhir dilakukan pada 1975.
Foto Banner Pasar Tanah Abang |
Setelah kita mengetahui sejarah berdirinya Pasar Tanah Abang, saya pun mencoba melihat langsung keadaan didalam Pasar Tanah Abang seperti yang tertera pada gambar dibawah ini,
|
Gambar diatas menunjukkan betapa ramai nya Susana di daerah Pasar Tanah Abang yang dipenuhi oleh para pedagang dan pembeli. Pasar Tanah Abang menyediakan semua kebutuhan yang kita cari, karena semuanya ada disini, bahkan harga nya pun relative labih murah dibandingkan harga yang terdapat di pasar lainya. Pasar Tanah Abang merupakan pusat grosir terbesar di Jakarta.
Foto Pedagang Busana Wanita |
Saya pun mencoba mewawancari salah satu pedagang yang ada di Pasar Tanah Abang, seperti Bapak Asep seorang padagang busana wanita dan kain. Menurutnya” pasar tanah abang memang sangat membantu perekonomian keluarganya, karena lapak usaha yang disewakan relatih agak murah dibandingkan berjualan di Mall. Apalagi kondisi lapak yang sekarang lebih bagus dan berkesan elegant setelah tragedy kebakaran pada tahun 2003. Walaupun kondisi Tanah Abang sangat ramai dan terkadang agak sumpek membuat cukup sulit untuk bernafas, tapi alhamdulilah sekarang pasar tanah abang mulai menggunakan AC di berbagai blok. Menurut saya Tanah Abang memang cocok sebagai pusat grosir di Jakarta karena tempatnya yang cukup strategis dan pola kehidupan perdagangan yang sangat hidup “.